Di dalam sebuah motherboard kita dapat menemukan
banyak sekali jumper-jumper yang fungsinya cukup beragam. Pada
bagian ini kita membahas mengenai jumper yang fungsinya mengeset
besarnya clock prosesor yang digunakan.
Jika kita melihat tampilan
kecepatan clock prosesor kita pada saat booting, maka informasi
tersebut bukan berasal dari si prosesor melainkan dari motherboard yang
telah kita setting jumpernya. Dalam hal ini jumper yang kita
gunakan adalah jumper setting FSB(Front Side Bus) dan jumper
Ratio/Multiplier/Perkalian. Bentuk, letak, dan kode jumper tadi
sangat beragam tergantung jenis motherboard.
Bus Clock/Front Side Bus(FSB)/Frequensi menunjukan
besarnya frequensi kecepatan tranfer pada lalu lintas data di bus
data pada motherboard, dan digunakan satuan Mhz. Contoh: 55Mhz,
66Mhz, 100Mhz, 133Mhz dsb.
Ratio/Multiplier/Frequensi
merupakan faktor pengali atau perbandingan antara kecepatan tranfer
data pada prosesor dengan kecepatan tranfer data pada bus data
motherboard. Contoh: 1X, 2X, 2,5X dsb.
Prosesor ID = Bus Clock X Ratio
Dengan
rumus di atas maka kita mendapatkan besarnya Prosesor ID atau kecepatan
nyata prosesor dalam beroperasi. Dalam penentuan Prosesor ID ini,
diusahakan sebisa mungkin digunakan Nilai FSB yang paling besar
karena parameter ini menentukan kecepatan motherboard dalam
transfer data. Penetuan Prosesor ID ini sifatnya coba-coba, jadi
tidak ada parameter yang pasti untuk digunakan, jadi kita harus
menetes kestabilan komputer pada beberapa settingan kita sehingga
didapatkan hasil yang optimal. Jika terjadi kesalahan yang mengakibatkan
komputer tidak bekerja secara stabil kita jangan ragu untuk
mengubah konfigurasi paramater dan hal tersebut tidak akan merusak
prosesor atau motherboard. Perlu dicatat bahwa setting jumper
dibatasi oleh kemampuan kerja dari motherboard dan prosesor yang
digunakan.
Tabel keterangan mengenai jumper FSB dan Multiplier biasanya kita dapatkan pada badan Motherboard atau buku manualnya.
Contoh Penerapan : | Kita membeli Prosesor PI 200 Mhz dan motherboard yang memiliki tabel keterangan jumper FSB dan Ratio sebagai berikut : |
|
JP 1
|
FSB
|
1-2
|
25 Mhz
|
1-3
|
50Mhz
|
2-3
|
100 Mhz
|
|
JP 2
|
Ratio
|
1-2 | 2 X |
1-3 | 2,5 X |
2-3 | 4 X |
|
|
Untuk mendapatkan Prosesor ID, kita memiliki dua buah alternatif konfigurasi sebagai berikut :
FSB X Ratio = Prosesor ID
1. 100Mhz X 2 = 200 Mhz 2. 50Mhz X 4 = 200 Mhz
Kita
harus memilih nilai FSB terbesar, sehingga kita akan memilih
alternatif pertama yaitu dengan menghubungkan pin 2-3 pada Jumper
JP1 dan menghubungkan pin 1-2 pada JP2. Jika konfigurasi ini tidak
stabil, maka kita dapat memilih alternatif kedua.
|
Pada beberapa motherboard terbaru, setting clock prosesor ini dilakukan tanpa jumper atau jumperless,
dimana kita melakukan settingan di dalam BIOS. Settingan ini
biasanya tidak bisa melampaui kemampuan prosesor dan motherboard
sehingga jarang sekali terjadi kesalahan setting.
Kesalahan setting jumper ditandai dengan gejala sebagai berikut :
- Komputer tiba-tiba hang saat digunakan untuk program yang cukup berat.
- Pada saat booting, tidak ada tampilan yang muncul (blank).
- Tampilan besarnya Clock Prosesor saat booting tidak sesuai dengan besarnya settingan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar